Jika anda adalah seorang karyawan pastinya anda membutuhkan cuti untuk memberikan“ napas” bagi otak anda. Terkadang pekerjaan kantor yang banyak dan bosan dengan rutinitas bisa membuat anda menjadi setres. Undang-undang tenaga kerja mengatur cuti kerja bagi karyawan adalah sebanyak 12 hari kerja. Namun, jika anda mengambil cuti 2 kali dalam sebulan pun tidak baik. Hal ini dikarenakan karena terlalu sering mengambil cuti akan memberikan nilai yang kurang baik dari atasan di perusahaan tempat anda bekerja.
Nah, pastinya anda bertanya-tanya dalam hati, sebaiknya seberapa sering cuti diambil dalam bekerja? Anda harus berpikir ulang untuk mengambil cuti setiap bulannya. Apabila memang tidak terlalu penting dan membuat pekerjaan anda terbengkalai, maka sebaiknya anda menunda dulu untuk mengambil cuti. Sebaiknya cuti diambil dua atau tiga kali dalam setahun. Hal itu bisa berdasarkan dari unit kerja anda. Jika anda adalah karyawan yang melakukan cuti dan mengganggu sistem kerja maka ini akan berdampak negatif bagi perusahaan.
Wulan Ayu Ramadhani M. Psi, seorang psikolog klinik dewasa mengatakan bahwa“ Seberapa sering baiknya cuti diambil dalam bekerja? Dilihat dari sejauh mana anda membutuhkan istirahat karena pekerjaan yang padat. Terutama untuk anda yang sudah berkeluarga, melakukan cuti untuk menghabiskan waktu bersama-sama adalah hal yang harus diproritaskan”.
Khususnya apabila anda sudah berkeluarga, sebaiknya mengambil cuti tidak dalam waktu yang berdekatan. Karena bagaimanpun juga fungsi cuti adalah untuk merenggangkan ketenangan dalam diri seseorang karena kesibukan kerja yang terlalu menguras tenaga dan pikiran. Wulan menambahkan“ Menurut saya pribadi cuti adalah hal yang penting, terutama saat anda mengambil cuti di tengah hari kerja lalu pergi ke bioskop, suasana berbeda dan lebih santai akan anda rasakan, lain halnya dengan mengambil cuti di hari libur. Dalam bekerja sebaiknya perhatikan kembali apakah anda mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan yang seharusnya. Jika pada kenyataannya anda lebih sering mengalami stres atau merasa tertekan, coba kembali lakukan evaluasi apakah pekerjaan yang dijalani sudah sesuai atau tidak”.
Nah, sekarang anda bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan untuk mengambil cuti. Semoga anda bisa mengambil keputusan yang tepat sehingga anda dapat memanfaatkan waktu cuti dengan sebaik-baiknya.
Demi kenyamanan Anda selama mengakses Jawaban.com, kami menggunakan cookie untuk memastikan situs web kami berfungsi dengan lancar serta memberikan konten dan fitur yang relevan untuk Anda, dan meningkatkan pengalaman Anda di situs web kami. Data Anda tidak akan pernah diperjualbelikan atau digunakan untuk keperluan pemasaran. Anda dapat memilih untuk Setuju atau Batalkan terhadap penggunaan cookie dalam situs web ini. Learn more